Sabtu, 12 Desember 2015

(38/48) Tanda-tanda Kenabian Beliau, Haji & Umrah Serta Peperangan Beliau | Sejarah Nabi Muhammad


Berikut adalah tanda-tanda kenabian beliau secara global, karena kalau dirinci akan membutuhkan berjilid-jilid buku. Para Imam telah mengumpulkan lebih dari 1.000 mukjizat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Di antara sekian mukjizat yang gemilang dan yang paling hebat adalah mukjizat Al Qur’an yang mulia (Bukhari: 4981, 7274, Muslim: 152), yang disebutkan dalam Al Qur’an:


Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat: 42)

Mukjizat Al Qur’an itu adalah pada sisi lafal dan juga kandungan maknanya.

Dari sisi lafalnya, Al Qur’an berada di puncak kefashihan. Semakin tinggi wawasan pengetahuan seseorang terhadap Al Qur’an, maka akan semakin agung Al Qur’an dalam pandangannya. Al Qur’an telah menantang ahli bahasa Arab yang fasih dan berkemampuan bahasa tinggi pada masa diturunkan, meski mereka amat memusuhi dan selalu mendustakannya, untuk membuat 10 surat atau satu surat saja yang setara dengan surat-surat Al Qur’an. Dan ternyata mereka tidak mampu. Allah memberitahukan bahwa mereka tidak akan pernah mampu melakukannya selama-lamanya. Al Qur’an juga menantang kalangan jin dan manusia seluruhnya untuk membuat yang setara dengan Al Qur’an, namun mereka juga tidak mampu. Allah mengabarkan hal itu dalam firman-Nya :

Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Al Isra: 88)

Dan banyak lagi sisi lain yang menunjukkan nilai mukjizat Al Qur’an.


Adapun dari sisi kandungan maknanya, Al Qur’an memiliki makna yang mapan, penuh hikmah, mengandung kasih sayang dan memperhatikan kemaslahatan serta berbagai unsur keselamatan yang banyak, membantu mencapai berbagai tujuan, menolak kerusakan, dan banyak lagi kandungan makna yang bisa diserap oleh orang yang memiliki akal yang sehat, terbebas dari syubhat dan hawa nafsu, wa iyadzu billah. Kita memohon petunjuk kepada-Nya.

Selain itu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang sudah mengenal nasab beliau, tempat pendidikan beliau, bahkan lingkungan di mana beliau keluar masuk, menjadi anak yatim di tengah-tengah mereka, dikenal sebagai orang yang amanah lagi jujur, berbakti dan terbimbing perilakunya. Semua orang kala itu sudah mengetahuinya dan tidak ada yang mengingkarinya, kecuali orang yang keras kepala, bermulut besar lagi sombong.

Beliau dikenal sebagai orang yang menjaga amanah, namun tidak pandai tulis menulis, bahkan belum pernah mempelajarinya, demikian juga sanak keluarganya. Di negerinya, tidak ada ilmu orang-orang terdahulu atau orang yang mengenal ilmu-ilmu tersebut. Dan pada saat berumur 40 tahun, beliau datang kepada mereka untuk menjelaskan segala yang terjadi di masa lampau dengan penuh kejelasan dan gamblang sekali, bisa dibuktikan oleh para ulama yang mengetahui buku-buku klasik, yang mengenal sejarah dan dapat dijadikan tauladan dalam kredibilitasnya. Bahkan kebanyakan kitab-kitab suci sebelumnya sudah mengalami perubahan dan penyelewengan. Lalu beliau datang dengan membawa firman Allah yang menjelaskan semua kitab suci tersebut, dan untuk menjaga isinya. Itu menunjukkan kebenaran pada diri beliau. Selain itu, beliau dikenal sebagai orang yang paling jujur dan menjaga amanah. Sebuah prilaku yang belum pernah dilihat oleh kalangan cerdik pandai seperti yang dilihat pada diri beliau. Beliau juga Ahli Ibadah, Khusu’, tunduk, selalu berdoa dan bersabar terhadap segala gangguan orang yang menentang beliau, berusaha menahan diri, bersikap zuhud terhadap dunia, memiliki budi pekerti yang luhur, dermawan, pemberani, pemalu, baik, suka menyambung tali silaturrahmi, dan banyak lagi budi pekerti yang tidak pernah secara akumulatif terkumpul pada diri orang sebelum dan sesudah beliau. Itu hanya ada pada diri beliau pribadi semata.

Hal yang demikian itu amat jelas bagi anak kecil sekalipun yang masih belajar di sekolah dasar, bagaimana pula bagi kaum cerdik pandai dan kaum berakal yang telah mengorbankan jiwa dan harta, meninggalkan anak dan tanah air serta karib kerabat demi cinta dan ketaatannya kepada Allah? Semoga Allah meridhai mereka semua, sepanjang perputaran siang dan malam.

Di antara contohnya adalah yang diberitakan dalam Al Qur’an dan dalam hadits-hadits shahih, seperti hal-hal ghaib yang terjadi di masa mendatang yang sama persis dengan apa yang diberitakan dalam Al Qur’an, ibarat pinang dibelah dua, namun tidak mungkin dikupas secara tuntas pada kesempatan ini.

Contoh lain adalah berbagai kemampuan luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah melalui tangan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Contoh lain, berita yang Allah ‘Azza wa Jalla sampaikan dalam kitab-Nya yang mulia saat dibelahnya bulan. Yakni ketika kaum musyrikin meminta ayat (bukti) kepada beliau. Itu terjadi di malam hari. Beliau menunjuk ke arah bulan, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Mereka bertanya kepada masyarakat di sekitar mereka, barangkali mereka melihat demikian akibat sihir Muhammad terhadap mereka, ternyata semua masyarakat juga melihat sebagaimana yang mereka lihat. Kejadian itu adalah mutawatir di kalangan ahli sejarah. Banyak di antara para Sahabat yang meriwayatkannya. (Bukhari: 3637, Muslim: 2802, Ahmad IV : 81) Semoga Allah meridhai mereka semua.


Contoh lain adalah mukjizat yang diperlihatkan karena berkah doa beliau dalam banyak kesempatan yang tidak mungkin dijabarkan pada kesempatan kali ini, karena beberapa jilid bukupun tidak bisa menjabarkan seluruhnya. Al Hafizh Abu Bakar Al Baihaqi telah merangkum semua mukjizat tersebut dalam sebuah buku lengkap, mengikuti metoda para ulama sebelumnya, yang kemudian juga diikuti oleh banyak ulama sesudah beliau. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya.

Contoh lain adalah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa kepada Allah, terhadap seekor kambing yang digembalakan oleh Ibnu Mas’ud, lalu beliau menyebut nama Allah dan memerah susunya, maka keluarlah susu tersebut dan diminum oleh beliau dan Abu Bakar (Ahmad: 3599, 4412). Hal serupa beliau lakukan terhadap kambing milik Ummu Ma’bad.
Beliau pernah mendoakan Thufail bin Amru, sehingga ia memiliki tanda kekuasaan Allah pada ujung pecutnya berupa cahaya yang berkilauan, terlihat dari jarak jauh.

Demikian juga yang dialami oleh dua orang Anshar, Al Usaid bin Khudair dan Abbad bin Bisyr. Mereka berdua keluar dari rumah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pada suatu malam yang gelap gulita tanpa kesulitan (Bukhari: 465).

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah mengutuk 7 orang yang mengejek beliau saat sedang shalat, sehingga mereka semua terbunuh di Badar (Bukhari: 240, 520, 2934, 3185, Muslim: 1794).

Beliau juga pernah melaknat anak Abu Lahab, sehingga akhirnya anak Abu Lahab itu diterkam oleh binatang buas di Syam, sesuai dengan doa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Pada perang Badar, beliau melempar kaum kafir Quraisy dengan segenggam kerikil, dan masing-masing di antara mereka terkena lemparan tersebut, dan akhirnya Allah menghancurkan mereka. Demikian juga yang beliau lakukan pada perang Hunain (Muslim: 1775).

Pada perang Badar, beliau juga memberikan sebilah kayu kepada Ukasyah bin Mihshan, ternyata tiba-tiba di tangannya kayu itu berubah menjadi pedang yang amat tajam.

Beliau juga pernah mengabarkan kepada pamannya, Abbas, saat ia tertawan, tentang harta yang disembunyikan oleh Abbas dan istrinya Ummu Al Fadhal di bawah palang pintu rumahnya. Abbas mengakui hal itu (Ahmad: 3310).

Beliau juga pernah mengabarkan kepada Umair bin Wahab tentang pembunuhan yang dilakukannya dengan alasan ia datang untuk menebus para tawanan perang Badar. Hal itu ia akui, dan karenanya ia masuk Islam pada saat itu juga. Semoga Allah meridhainya.

Pada perang Uhud, beliau juga mengobati mata Qatadah bin AnNukman AzhZhafri. Padahal saat itu bola matanya sudah jatuh hingga ke pipi. Bahkan ada riwayat menyebutkan, sudah jatuh ke tangannya. Matanya sembuh dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak pernah didengar cara pengobatan seperti itu.

Bahkan pada perang Khandaq, beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan makan kaum muslimin yang banyak sekali, hampir 1.000 orang, dengan satu ekor kambing dan satu shaa’ gandum di rumah Jabir (Bukhari: 4101, Muslim: 2039)

Pada saat itu juga beliau memberikan makan berupa beberapa biji kurma yang jumlahnya amat sedikit yang diberikan oleh anak perempuan Basyir.

Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah memberi makan sekitar 80 orang dengan makanan yang hampir bisa digenggam dengan tangan beliau yang mulia (saking sedikitnya) (Bukhari: 3578, Muslim: 2040)

Hal itu juga beliau lakukan saat pesta pernikahan beliau dengan Zainab binti Jahsy (Bukhari: 2484, Muslim: 1728)

Beliau pernah memberikan kepada Abu Hurairah RA sebuah kantung kulit berisi kurma yang terus menjadi bekal makanannya dalam waktu lama, bahkan seringkali dibawa oleh Abu Hurairah fi sabilillah. Kantung itu terus dibawa oleh Abu Hurairah hingga masa-masa pembunuhan Ustman (AtTirmidzi: 3839, Ahmad: 8299, 8628)

Bentuk mukjizat seperti itu banyak sekali dan terlalu panjang bila diceritakan secara terpisah. Nanti kami akan mengulasnya secara terpisah, in sya Allah, dalam sebuah tulisan khusus, hanya kepada Allah kita bertawakkal.

Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa kepada Allah saat terjadi paceklik, saat beliau masih di atas mimbar, turunlah air hingga mengenai jenggot beliau dari atap masjid. Padahal sebelumnya tidak ada terlihat tanda-tanda awan hujan di langit, meski hanya sebesar telapak tangan. Namun ketika beliau bangkit, awan hujan sudah menyelimuti kota Madinah sehingga kota tersebut berubah menjadi seperti pot bunga (Bukhari: 1013, 1014, Muslim: 897)

Beliau juga pernah mendoakan Quraisy sehingga mereka mengalami kesulitan yang sulit untuk diungkapkan sehingga mereka minta dikasihani dan memelas kepada beliau. Akhirnya beliau kasihan kepada mereka, dan akhirnya kesulitan itu hilang dari mereka (Bukhari: 1020, Muslim: 2798)

Demikian juga yang beliau lakukan pada perjanjian Hudaibiyyah, saat itu pasukan muslimin berjumlah 1.400 personil.

Jabir menceritakan: “Kalaupun jumlah kami kala itu 100.000, pasti makanan itu akan cukup buat kami.” (Bukhari: 3576, 4152, Muslim: 1856)

Beliau juga melakukan hal serupa dalam banyak perjalanan yang beliau lakukan, dengan membuat air dalam ghirbah.

Perawi menceritakan: Saat beliau memerintahkan kepadaku untuk menuangkan air dalam bejana (kulit), aku khawatir air tersebut akan kering terhisap oleh bagian ghirbah yang kering. Beliau meletakkan tangannya ke dalam ghirbah tersebut dan mendoakannya, sehingga air mengalir dari jari jemari beliau untuk para Sahabat yang meminumnya dan menggunakannya untuk berwudhu (Muslim: 3013)

Demikian juga beliau pernah mengirimkan anak panah untuk ditancapkan ke sebuah mata air di Al Hudaibiyyah, saat ditancapkan, airpun memancar sehingga mencukupi kebutuhan mereka (Bukhari: 2731, 2732)

Seperti juga yang beliau lakukan pada peperangan Dzaatu AsSathihatain, sehingga para Sahabat bisa berwudhu dan minum dengan puas, bahkan beliau sempat memerintahkan sebagian di antara mereka untuk mandi karena mengalami jinabat, akan tetapi air dalam kantung kulit milik 2 orang wanita tersebut tidak berkurang sedikitpun. Akhirnya wanita tersebut pergi kepada kaumnya dan berkata: “Hari ini aku melihat orang yang paling pandai sihir di muka bumi, atau memang dia seorang nabi !” Kemudian wanita itu masuk Islam dan kaumnya juga masuk Islam. Semoga Allah meridhai mereka semua (Bukhari: 344, 348, 3571, Muslim: 682)


Banyak lagi mukjizat beliau yang lain, namun tidak bisa dijabarkan disini. Apa yang kami paparkan rasanya sudah cukup, in sya Allah.


Nabi Berhaji dan Umrah

Sesudah berhijrah, beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam belum pernah melaksanakan haji, kecuali sekali saja. Itu disebut Hijjatul Islaam dan Hijjatul Wadaa’.

Ibadah haji diwajibkan pada tahun keenam, menurut pendapat sebagian ulama dan di tahun kesembilan menurut pendapat ulama lain.

Ada juga pendapat: tahun kesepuluh. Pendapat ini aneh. Lebih aneh lagi yang diriwayatkan oleh Imam Al Harramain dalam AnNihayah, menukil pendapat sebagian Sahabat: “Haji diwajibkan sebelum hijrah.”

Adapun umrah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukannya sebanyak 4 kali, yaitu Umrah Hudaibiyyah yang sempat terhalangi, Umratul Qadhaa sesudahnya, kemudian Umrah Ji’ranah, dan terakhir umrah bersama haji sekaligus. (Bukhari: 1775, 1776, Muslim: 1255)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah melaksanakan haji sebelum hijrah satu kali atau bahkan lebih, dan memang itu lebih tepat. Karena Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa keluar di malam-malam musim haji untuk mengajak umat manusia masuk ke dalam agama Allah Ta’ala. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau hingga Hari Kiamat.


Beberapa Peperangan Rasulullah  

Imam Muslim meriwayatkan (1814), dari hadits Abdullah bin Buraidah bin Al Hashib Al Aslami, dari ayahnya bahwa ia menceritakan: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan perang sebanyak 19 kali, dan delapan di antaranya disertai pertempuran.”

Dari Zaid bin Arqam diriwayatkan bahwa ia menceritakan : “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berperang sebanyak 19 kali. Aku sendiri sempat mengikuti 17 di antaranya.” (Bukhari: 3949, 4404, Muslim: 1254)

Adapun Muhammad bin Ishaq, ia berkata: “Jumlah perang yang diikuti langsung oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ada 27 kali. Sementara ekspedisi dan pasukan yang pernah beliau kirim berjumlah 38.” Sementara Ibnu Hisyam menyebutkan jumlah ekspedisi dan pengutusan lebih banyak dari yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Wallahu A’lam.

Oleh : Ibnu Katsir
bersambung in sya Allah .....


Sumber : Pustaka AtTibyan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar