Berikut
adalah tanda-tanda kenabian beliau secara global, karena kalau dirinci akan
membutuhkan berjilid-jilid buku. Para Imam telah mengumpulkan lebih dari 1.000
mukjizat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Di antara sekian mukjizat
yang gemilang dan yang paling hebat adalah mukjizat Al Qur’an yang mulia
(Bukhari: 4981, 7274, Muslim: 152), yang disebutkan dalam Al Qur’an:
“Yang
tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”
(Fushshilat: 42)
Mukjizat Al
Qur’an itu adalah pada sisi lafal dan juga kandungan maknanya.
Dari sisi
lafalnya, Al Qur’an berada di puncak kefashihan. Semakin tinggi wawasan
pengetahuan seseorang terhadap Al Qur’an, maka akan semakin agung Al Qur’an
dalam pandangannya. Al Qur’an telah menantang ahli bahasa Arab yang fasih dan
berkemampuan bahasa tinggi pada masa diturunkan, meski mereka amat memusuhi dan
selalu mendustakannya, untuk membuat 10 surat atau satu surat saja yang setara
dengan surat-surat Al Qur’an. Dan ternyata mereka tidak mampu. Allah
memberitahukan bahwa mereka tidak akan pernah mampu melakukannya
selama-lamanya. Al Qur’an juga menantang kalangan jin dan manusia seluruhnya
untuk membuat yang setara dengan Al Qur’an, namun mereka juga tidak mampu.
Allah mengabarkan hal itu dalam firman-Nya :
“Katakanlah:
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Al
Isra: 88)
Dan banyak
lagi sisi lain yang menunjukkan nilai mukjizat Al Qur’an.
Adapun dari
sisi kandungan maknanya, Al Qur’an memiliki makna yang mapan, penuh hikmah,
mengandung kasih sayang dan memperhatikan kemaslahatan serta berbagai unsur keselamatan yang banyak, membantu mencapai berbagai tujuan, menolak kerusakan,
dan banyak lagi kandungan makna yang bisa diserap oleh orang yang memiliki akal
yang sehat, terbebas dari syubhat dan hawa nafsu, wa iyadzu billah. Kita
memohon petunjuk kepada-Nya.
Selain itu,
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakat yang sudah mengenal nasab beliau, tempat pendidikan beliau, bahkan
lingkungan di mana beliau keluar masuk, menjadi anak yatim di tengah-tengah
mereka, dikenal sebagai orang yang amanah lagi jujur, berbakti dan terbimbing
perilakunya. Semua orang kala itu sudah mengetahuinya dan tidak ada yang
mengingkarinya, kecuali orang yang keras kepala, bermulut besar lagi sombong.
Beliau
dikenal sebagai orang yang menjaga amanah, namun tidak pandai tulis menulis,
bahkan belum pernah mempelajarinya, demikian juga sanak keluarganya. Di
negerinya, tidak ada ilmu orang-orang terdahulu atau orang yang mengenal
ilmu-ilmu tersebut. Dan pada saat berumur 40 tahun, beliau datang kepada mereka
untuk menjelaskan segala yang terjadi di masa lampau dengan penuh kejelasan dan
gamblang sekali, bisa dibuktikan oleh para ulama yang mengetahui buku-buku
klasik, yang mengenal sejarah dan dapat dijadikan tauladan dalam
kredibilitasnya. Bahkan kebanyakan kitab-kitab suci sebelumnya sudah mengalami
perubahan dan penyelewengan. Lalu beliau datang dengan membawa firman Allah
yang menjelaskan semua kitab suci tersebut, dan untuk menjaga isinya. Itu
menunjukkan kebenaran pada diri beliau. Selain itu, beliau dikenal sebagai
orang yang paling jujur dan menjaga amanah. Sebuah prilaku yang belum pernah
dilihat oleh kalangan cerdik pandai seperti yang dilihat pada diri beliau. Beliau
juga Ahli Ibadah, Khusu’, tunduk, selalu berdoa dan bersabar terhadap segala
gangguan orang yang menentang beliau, berusaha menahan diri, bersikap zuhud
terhadap dunia, memiliki budi pekerti yang luhur, dermawan, pemberani, pemalu, baik, suka menyambung tali silaturrahmi, dan banyak lagi budi pekerti yang
tidak pernah secara akumulatif terkumpul pada diri orang sebelum dan sesudah
beliau. Itu hanya ada pada diri beliau pribadi semata.
Hal yang
demikian itu amat jelas bagi anak kecil sekalipun yang masih belajar di sekolah
dasar, bagaimana pula bagi kaum cerdik pandai dan kaum berakal yang telah
mengorbankan jiwa dan harta, meninggalkan anak dan tanah air serta karib
kerabat demi cinta dan ketaatannya kepada Allah? Semoga Allah meridhai mereka
semua, sepanjang perputaran siang dan malam.
Di antara
contohnya adalah yang diberitakan dalam Al Qur’an dan dalam hadits-hadits
shahih, seperti hal-hal ghaib yang terjadi di masa mendatang yang sama persis
dengan apa yang diberitakan dalam Al Qur’an, ibarat pinang dibelah dua, namun
tidak mungkin dikupas secara tuntas pada kesempatan ini.
Contoh lain
adalah berbagai kemampuan luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah melalui
tangan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Contoh lain,
berita yang Allah ‘Azza wa Jalla sampaikan dalam kitab-Nya yang mulia saat
dibelahnya bulan. Yakni ketika kaum musyrikin meminta ayat (bukti) kepada
beliau. Itu terjadi di malam hari. Beliau menunjuk ke arah bulan, maka bulanpun
terbelah menjadi dua. Mereka bertanya kepada masyarakat di sekitar mereka,
barangkali mereka melihat demikian akibat sihir Muhammad terhadap mereka,
ternyata semua masyarakat juga melihat sebagaimana yang mereka lihat. Kejadian
itu adalah mutawatir di kalangan ahli sejarah. Banyak di antara para Sahabat
yang meriwayatkannya. (Bukhari: 3637, Muslim: 2802, Ahmad IV : 81) Semoga Allah
meridhai mereka semua.
Contoh lain
adalah mukjizat yang diperlihatkan karena berkah doa beliau dalam banyak
kesempatan yang tidak mungkin dijabarkan pada kesempatan kali ini, karena
beberapa jilid bukupun tidak bisa menjabarkan seluruhnya. Al Hafizh Abu Bakar
Al Baihaqi telah merangkum semua mukjizat tersebut dalam sebuah buku lengkap,
mengikuti metoda para ulama sebelumnya, yang kemudian juga diikuti oleh banyak
ulama sesudah beliau. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya.
Contoh lain
adalah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa kepada
Allah, terhadap seekor kambing yang digembalakan oleh Ibnu Mas’ud, lalu beliau
menyebut nama Allah dan memerah susunya, maka keluarlah susu tersebut dan
diminum oleh beliau dan Abu Bakar (Ahmad: 3599, 4412). Hal serupa beliau
lakukan terhadap kambing milik Ummu Ma’bad.
Beliau
pernah mendoakan Thufail bin Amru, sehingga ia memiliki tanda kekuasaan Allah
pada ujung pecutnya berupa cahaya yang berkilauan, terlihat dari jarak jauh.
Demikian
juga yang dialami oleh dua orang Anshar, Al Usaid bin Khudair dan Abbad bin
Bisyr. Mereka berdua keluar dari rumah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
pada suatu malam yang gelap gulita tanpa kesulitan (Bukhari: 465).
Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah mengutuk 7 orang yang mengejek beliau
saat sedang shalat, sehingga mereka semua terbunuh di Badar (Bukhari: 240, 520,
2934, 3185, Muslim: 1794).
Beliau juga
pernah melaknat anak Abu Lahab, sehingga akhirnya anak Abu Lahab itu diterkam
oleh binatang buas di Syam, sesuai dengan doa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam.
Pada perang
Badar, beliau melempar kaum kafir Quraisy dengan segenggam kerikil, dan
masing-masing di antara mereka terkena lemparan tersebut, dan akhirnya Allah
menghancurkan mereka. Demikian juga yang beliau lakukan pada perang Hunain
(Muslim: 1775).
Pada perang
Badar, beliau juga memberikan sebilah kayu kepada Ukasyah bin Mihshan, ternyata
tiba-tiba di tangannya kayu itu berubah menjadi pedang yang amat tajam.
Beliau juga
pernah mengabarkan kepada pamannya, Abbas, saat ia tertawan, tentang harta yang
disembunyikan oleh Abbas dan istrinya Ummu Al Fadhal di bawah palang pintu
rumahnya. Abbas mengakui hal itu (Ahmad: 3310).
Beliau juga
pernah mengabarkan kepada Umair bin Wahab tentang pembunuhan yang dilakukannya
dengan alasan ia datang untuk menebus para tawanan perang Badar. Hal itu ia
akui, dan karenanya ia masuk Islam pada saat itu juga. Semoga Allah
meridhainya.
Pada perang
Uhud, beliau juga mengobati mata Qatadah bin AnNukman AzhZhafri. Padahal saat
itu bola matanya sudah jatuh hingga ke pipi. Bahkan ada riwayat menyebutkan,
sudah jatuh ke tangannya. Matanya sembuh dan menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Tidak pernah didengar cara pengobatan seperti itu.
Bahkan pada
perang Khandaq, beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan makan kaum muslimin yang
banyak sekali, hampir 1.000 orang, dengan satu ekor kambing dan satu shaa’
gandum di rumah Jabir (Bukhari: 4101, Muslim: 2039)
Pada saat
itu juga beliau memberikan makan berupa beberapa biji kurma yang jumlahnya amat
sedikit yang diberikan oleh anak perempuan Basyir.
Beliau
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga pernah memberi makan sekitar 80 orang dengan
makanan yang hampir bisa digenggam dengan tangan beliau yang mulia (saking
sedikitnya) (Bukhari: 3578, Muslim: 2040)
Hal itu juga
beliau lakukan saat pesta pernikahan beliau dengan Zainab binti Jahsy (Bukhari:
2484, Muslim: 1728)
Beliau
pernah memberikan kepada Abu Hurairah RA sebuah kantung kulit berisi kurma yang
terus menjadi bekal makanannya dalam waktu lama, bahkan seringkali dibawa oleh
Abu Hurairah fi sabilillah. Kantung itu terus dibawa oleh Abu Hurairah hingga
masa-masa pembunuhan Ustman (AtTirmidzi: 3839, Ahmad: 8299, 8628)
Bentuk
mukjizat seperti itu banyak sekali dan terlalu panjang bila diceritakan secara
terpisah. Nanti kami akan mengulasnya secara terpisah, in sya Allah, dalam
sebuah tulisan khusus, hanya kepada Allah kita bertawakkal.
Beliau
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa kepada Allah saat terjadi paceklik,
saat beliau masih di atas mimbar, turunlah air hingga mengenai jenggot beliau
dari atap masjid. Padahal sebelumnya tidak ada terlihat tanda-tanda awan hujan
di langit, meski hanya sebesar telapak tangan. Namun ketika beliau bangkit,
awan hujan sudah menyelimuti kota Madinah sehingga kota tersebut berubah
menjadi seperti pot bunga (Bukhari: 1013, 1014, Muslim: 897)
Beliau juga
pernah mendoakan Quraisy sehingga mereka mengalami kesulitan yang sulit untuk
diungkapkan sehingga mereka minta dikasihani dan memelas kepada beliau.
Akhirnya beliau kasihan kepada mereka, dan akhirnya kesulitan itu hilang dari
mereka (Bukhari: 1020, Muslim: 2798)
Demikian
juga yang beliau lakukan pada perjanjian Hudaibiyyah, saat itu pasukan muslimin
berjumlah 1.400 personil.
Jabir
menceritakan: “Kalaupun jumlah kami kala itu 100.000, pasti makanan itu akan
cukup buat kami.” (Bukhari: 3576, 4152, Muslim: 1856)
Beliau juga
melakukan hal serupa dalam banyak perjalanan yang beliau lakukan, dengan
membuat air dalam ghirbah.
Perawi
menceritakan: Saat beliau memerintahkan kepadaku untuk menuangkan air dalam
bejana (kulit), aku khawatir air tersebut akan kering terhisap oleh bagian
ghirbah yang kering. Beliau meletakkan tangannya ke dalam ghirbah tersebut dan
mendoakannya, sehingga air mengalir dari jari jemari beliau untuk para Sahabat
yang meminumnya dan menggunakannya untuk berwudhu (Muslim: 3013)
Demikian
juga beliau pernah mengirimkan anak panah untuk ditancapkan ke sebuah mata air
di Al Hudaibiyyah, saat ditancapkan, airpun memancar sehingga mencukupi
kebutuhan mereka (Bukhari: 2731, 2732)
Seperti juga
yang beliau lakukan pada peperangan Dzaatu AsSathihatain, sehingga para
Sahabat bisa berwudhu dan minum dengan puas, bahkan beliau sempat memerintahkan
sebagian di antara mereka untuk mandi karena mengalami jinabat, akan tetapi air
dalam kantung kulit milik 2 orang wanita tersebut tidak berkurang sedikitpun.
Akhirnya wanita tersebut pergi kepada kaumnya dan berkata: “Hari ini aku
melihat orang yang paling pandai sihir di muka bumi, atau memang dia seorang
nabi !” Kemudian wanita itu masuk Islam dan kaumnya juga masuk Islam. Semoga
Allah meridhai mereka semua (Bukhari: 344, 348, 3571, Muslim: 682)
Banyak lagi mukjizat beliau yang lain, namun
tidak bisa dijabarkan disini. Apa yang kami paparkan rasanya sudah cukup, in
sya Allah.
Nabi Berhaji dan Umrah
Sesudah
berhijrah, beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam belum pernah melaksanakan haji,
kecuali sekali saja. Itu disebut Hijjatul Islaam dan Hijjatul Wadaa’.
Ibadah haji
diwajibkan pada tahun keenam, menurut pendapat sebagian ulama dan di tahun
kesembilan menurut pendapat ulama lain.
Ada juga
pendapat: tahun kesepuluh. Pendapat ini aneh. Lebih aneh lagi yang diriwayatkan
oleh Imam Al Harramain dalam AnNihayah, menukil pendapat sebagian
Sahabat: “Haji diwajibkan sebelum hijrah.”
Adapun
umrah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukannya sebanyak 4 kali,
yaitu Umrah Hudaibiyyah yang sempat terhalangi, Umratul Qadhaa sesudahnya,
kemudian Umrah Ji’ranah, dan terakhir umrah bersama haji sekaligus. (Bukhari:
1775, 1776, Muslim: 1255)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah
melaksanakan haji sebelum hijrah satu kali atau bahkan lebih, dan memang itu
lebih tepat. Karena Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa keluar di
malam-malam musim haji untuk mengajak umat manusia masuk ke dalam agama Allah
Ta’ala. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau hingga Hari
Kiamat.
Beberapa Peperangan Rasulullah
Imam Muslim
meriwayatkan (1814), dari hadits Abdullah bin Buraidah bin Al Hashib Al Aslami,
dari ayahnya bahwa ia menceritakan: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
melakukan perang sebanyak 19 kali, dan delapan di antaranya disertai
pertempuran.”
Dari Zaid
bin Arqam diriwayatkan bahwa ia menceritakan : “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
wa Sallam berperang sebanyak 19 kali. Aku sendiri sempat mengikuti 17 di
antaranya.” (Bukhari: 3949, 4404, Muslim: 1254)
Adapun Muhammad bin Ishaq, ia berkata: “Jumlah
perang yang diikuti langsung oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ada
27 kali. Sementara ekspedisi dan pasukan yang pernah beliau kirim berjumlah
38.” Sementara Ibnu Hisyam menyebutkan jumlah ekspedisi dan pengutusan lebih
banyak dari yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Wallahu A’lam.
Oleh : Ibnu Katsir
bersambung in sya Allah .....
Sumber : Pustaka AtTibyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar