![]() |
Saat surat perjanjian
itu berhasil dirobek, saat itulah Khadijah meninggal dunia, demikian juga Abu
Thalib. Jarak kematian keduanya hanya 3 hari. Semakin beratlah musibah yang
diterima Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dari kaumnya yang jahil, dan
merekapun mulai berani menyiksa beliau.
Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam akhirnya keluar ke Thaaif, untuk mencari
perlindungan di kota tersebut dan supaya mereka menolong beliau dari
(kejahatan) kaumnya. (Ahmad IV: 335), serta mencegah perlakuan buruk mereka terhadap
beliau. Beliau mengajak mereka ke jalan Allah ‘Azza wa Jalla.
Namun sayang,
mereka tidak menyambut dakwah beliau dan tidak memenuhi sedikitpun permintaan
beliau. Bahkan mereka menyiksa beliau sedemikian rupa. Bahkan kaumnya sendiri
belum pernah mendapatkan perlakuan yang lebih buruk daripada yang beliau
dapatkan.
Akhirnya beliau pulang kembali ke Mekkah dengan perlindungan dari Al
Muth’im bin Adiy bin Naufal bin Abdu Manaf. Beliau masih tetap menyerukan
dakwah menuju agama Allah. Masuklah Thufail bin Amru AdDausy ke dalam agama
Islam. Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mendo’akannya agar Allah memberikan
tanda kekuasaanNya kepada Thufail. Allah menciptakan cahaya di wajahnya. Ia
berkata: “Wahai Rasulullah! Saya khawatir
kalau mereka menyatakan bahwa (tanda) ini adalah ‘kehinaan’ bagiku!”
Akhirnya cahaya itu pindah ke ujung cemetinya. Sehingga dia dikenal sebagai
Dzun Nuur (pemilik cahaya).
Thufail mengajak kaumnya menuju jalan Allah, dan
sebagian di antara mereka pun masuk Islam. Ia sempat tinggal di negerinya. Saat
Allah menakdirkan kemenangan bagi Rasulullah pada peperangan Khaibar, ia datang
menemui beliau dengan membawa 80 keluarga.
bersambung in sya Allah .....
<< Sebelumnya : (5/48) Pemboikotan Kaum Quraisy Terhadap Bani Hasyim & Bani Muthallib
Oleh: Ibnu Katsir
Sumber: Pustaka AtTibyan
Oleh: Ibnu Katsir
Sumber: Pustaka AtTibyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar