Dalam
kitab-kitab suci terdahulu tercantum kabar gembira tentang kedatangan beliau
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah,
bahwa hal itu memang tercantum dalam Taurat dan Injil, dan sebagimana juga
diberitakan oleh Nabi ‘Isa dalam firman Allah :
“..dan
memberi kabar gembira dengan (adanya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,
yang namanya Ahmad (Muhammad).” (AshShaff: 6)
Diriwayatkan
oleh Bukhari (2125), dari Abdullah bin Amru bahwa ia pernah mendapatkan
gambaran tentang Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam disebutkan dalam
Taurat. Lalu Abdullah menyebutkannya.
Dalam taurat
yang ada pada saat sekarang ini yang diakui kebenarannya oleh kaum Yahudi di
buku pertamanya terdapat ungkapan bahwa Allah Ta’ala menampakkan dirinya kepada
Ibrahim dan berfirman yang artinya: “Bangkitlah dan berjalanlah di muka bumi
ini secara melintang dan membujur untuk kepentingan anakmu demi kehormatannya.”
Sudah
dimaklumi bahwa tidak ada yang berhasil memiliki bumi bagian barat dan timur
kecuali Bani Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana tercantum dalam
hadits shahih bahwa beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Allah telah melipat bumi untuk diriku sehingga aku dapat melihat bagian timur
dan baratnya. Kekuasaan umatku akan mencapai seluruh bagian bumi yang dilipat
untuk diriku tersebut.”
Dalam Taurat
juga disebutkan bahwa Allah berfirman kepada Ibrahim: “Adapun Ishaq, akan
mendapatkan keturunan dari dirimu. Sementara Ismail telah kuberikan berkah,
kuperbanyak keturunannya dan kuberikan keagungan. Anak keturunannya kujadikan
seperti bintang-bintang di langit…” Sampai kepada firman-Nya: “….lalu kami
muliakan dirinya dengan kemunculan Maadz, Maadz.” Yakni Muhammad. Diriwayatkan
juga bahwa nama beliau: Ahmad.” Disebutkan: “Lalu kujadikan ia orang yang mulia
dan sangat mulia. Disebutkan juga: sangat dan sangat mulia.”
Dalam
riwayat itu disebutkan: “Sesungguhnya Allah menjanjikan kepada Ibrahim bahwa
anaknya Ismail akan menjadi orang yang memiliki kekuasaan. Seluruh Umat akan
berada di bawah kekuasaannya, dan ia akan tinggal di setiap negeri saudaranya.”
Ahli kitab
dan yang lainnya sudah mengetahui bahwa Ismail belum pernah masuk ke negeri
Syam, dan tidak pernah singgah di tempat-tempat saudaranya. Semua itu hanya
milik keturunannya, yakni Nabi Muhammad. Penaklukan kedua negeri tersebut (Syam
dan Negeri-negeri saudara Ismail) adalah pada masa kekhalifahan Abu Bakar
AshShiddiq dan Umar Al Faruq. Semoga Allah meridhai keduanya.
Pada jilid
keempat dari Taurat yang ada di tangan mereka disebutkan yang artinya: “Seorang
nabi yang akan kami lahirkan dan kerabat saudara mereka, sepertimu hai Musa,
kami jadikan firman kami pada lisannya.”
Jelas sudah
mereka ketahui dan sudah diketahui oleh setiap orang bahwa Allah ‘Azza wa Jalla
tidak pernah mengutus seorangpun dari keturunan Ismail sebagi nabi, kecuali
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bahkan di antara para nabi Bani Israil,
tidak ada yang menyerupai Musa, kecuali Isa. Sementara kaum Yahudi tidak
mengakui kenabian Isa. Dan Isa juga bukan berasal dari anak saudara mereka.
Karena nasabnya bersambung dengan mereka dari pihak ibunya. -‘Alaihimussalaam-.
Maka pasti bahwa yang dimaksud adalah Nabi Muhammad.
Di antara
contoh lain adalah di bagian penutup Taurat pada akhir jilid kelima, yang
artinya: “Allah datang dari Sina dan memancarkan cahayanya dari arah Saair,
lalu membumbung tinggi dari gunung Faaraan.”
Artinya,
bahwa syariat dan cahaya Allah datang dari bukit Sina dimana Allah mengajak
Musa berbicara. Lalu ajaran itu memancar dari arah Saair, yakni gunung di masa
Isa dilahirkan dan diutus.
Lalu
melambung dari gunung Faaraan, yaitu Mekkah. Dengan dalil, bahwa Allah
memerintahkan Ibrahim untuk membawa pergi Ismail ke gunung Faaraan.
Sebagian
ulama sejarah berdalil bahwa riwayat ini sah dengan sumpah Allah atas nama tiga
tempat tersebut, sehingga dari level rendah, meningkat menjadi tinggi. Allah
berfirman:
“Demi
(buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekkah) ini
yang aman…” (AtTin: 1-3)
Dalam Taurat
disebutkan tempat-tempat itu sesuai dengan tempat sesungguhnya satu persatu,
sesuai dengan cahaya yang muncul pada masing-masing tempat.
Sementara
dalam Al Qur’an, Allah bersumpah atas nama ketiga tempat tersebut. Allah
menyebutkan tempat kelahiran Isa, Musa, lalu Muhammad, (dari wilayah terendah
hingga yang paling tinggi)-Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada mereka
semua-. Karena kebiasaan orang Arab apabila bersumpah menyebut yang rendah
terlebih dahulu baru yang lebih tinggi.
Demikian
juga Zabur Nabi Dawud dan berbagai berita kenabian yang ada sekarang ini di
tangan Ahli Kitab ternyata mengandung banyak kabar gembira akan kedatangan Nabi
Muhammad sebagaimana diceritakan oleh mereka yang sudah masuk Islam dahulu dan
sekarang.
Di dalam
Injil sendiri juga disebutkan Prokolat yang digambarkan sifat-sifatnya seperti
Nabi Muhammad, sama persis.
Adapun ucapan Asy’aya dan Armaya, sangatlah
jelas bagi orang yang membacanya. Segala puji bagi Allah, segala karunia dan
hujjah yang jelas hanya dari-Nya.
Oleh : Ibnu Katsir
bersambung in sya Allah .....
Sumber : Pustaka AtTibyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar