Selasa, 08 Desember 2015

(35/48) Kedatangan Delegasi Tsaqif & Abu Bakar Berangkat Haji | Sejarah Nabi Muhammad


Datanglah utusan dari Tsaqif menemui Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam pada bulan Ramadhan tahun yang sama. Mereka semuanya masuk Islam. Penyebabnya adalah bahwa Urwah bin Mas’ud yang menjadi pemimpin mereka sebelumnya datang menemui Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam sepulang dari Hunain dan Thaaif, sebelum beliau sampai ke Madinah. Ia masuk Islam dan menjadi seorang muslim yang baik. Lalu ia meminta ijin kepada Rasulullah untuk pulang ke kampungnya dan mengajak kaumnya ke jalan Allah ‘Azza wa Jalla. 

Rasulullah mengijinkannya. Meski beliau Shalallau ‘Alaihi wa Sallam amat mengkhawatirkannya. Saat pulang, Urwah bin Mas’ud mengajak kaumnya masuk Islam, ternyata kaumnya justru memanahnya hingga mati.

Setelah melakukan perbuatan tersebut, mereka merasa menyesal. Mereka juga melihat bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk memerangi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Akhirnya mereka mengirimkan utusan kepada beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sampai bulan Ramadhan, sebagaimana yang kita paparkan sebelumnya. Mereka berjumlah 6 orang. Yang pertama kali melihat kedatangan mereka adalah Al Mughirah bin Syu’bah AtsTsaqafi. Saat itu ia sedang menggembala kambing. Begitu melihat mereka, ia meninggalkan pekerjaannya. Ia segera membawa mereka menghadap Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan mengajarkan kepada mereka bagaimana nanti memberi salam kepada beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun mereka sudah didahului oleh Abu Bakar yang langsung memberitahukan kabar gembira itu kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajak mereka ke masjid. Beliau membuatkan sejenis kemah untuk mereka dalam masjid tersebut. Yang menjadi juru bahasa antara mereka dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Khalid bin Sa’id bin Al Aash. Makanannya diambil dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka tidak mau memakan makanan tersebut sebelum Khalid terlebih dulu memakannya.

Mereka masuk Islam, namun mereka memberikan syarat agar Thaghut mereka, yaitu berhala Latta, dibiarkan tetap bersama mereka, jangan dihancurkan. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentu saja tidak memenuhi permintaan mereka. Mereka juga meminta agar diberi keringanan melakukan shalat wajib. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga tidak memenuhinya. Mereka akhirnya meminta agar Thaghut itu tidak mereka hancurkan dengan tangan mereka sendiri. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pun memenuhi keinginan mereka. Rasulullah mengirimkan bersama mereka Abu Sufyan Shakr bin Harb dan Al Mughirah bin Syu’bah untuk menghancurkan berhala tersebut. Keduanya pun menghancurkan berhala itu. Tentu saja hal itu terasa berat bagi kaum wanita Tsaqif. Mereka berkeyakinan bahwa karena kejadian itu mereka akan tertimpa musibah. Al Mughirah bin Syu’bah mengelabui mereka. Saat ia meruntuhkan berhala Latta, ia pura-pura tersungkur seperti terkena penyakit sawan. Itu dilakukan dengan kesepakatan bersama Abu Sufyan, untuk mengesankan bahwa hal itu adalah karena berhala tersebut. Kemudian Al Mughirah bangkit dan meneguhkan hati mereka serta menyadarkan hati mereka terhadap Islam. Akhirnya mereka semua masuk Islam dan menjadi muslim yang baik.


Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkat salah seorang dari 6 orang yang menyesali perbuatan mereka membunuh Urwah bin Mas’ud, yakni Ustman bin Abil Aash RA. (Muslim: 468) Ia adalah yang termuda di antara mereka. Karena Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melihatnya sangat rajin membaca Al Qur’an dan mempelajari Faraa-idh. Beliau juga memerintahkannya agar mengangkat seorang muadzin yang tidak mengambil upah dari adzannya, serta memperhatikan makmum yang paling lemah (Abu Dawud: 531, AtTirmidzi: 209, Ahmad: IV: 21)


Abu Bakar Berangkat Haji

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus Abu Bakar Ash Shiddiq RA sebagai pimpinan rombongan haji pada tahun tersebut, memboncengkan Ali RA, dengan turunnya surat Al Baraa-ah (AtTaubah): “Setelah tahun ini, jangan ada seorang musyrik yang mengerjakan haji, dan jangan ada lagi yang berthawaf dengan telanjang.” (Bukhari: 4655, Muslim: 1347). Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam membatalkan perjanjian mereka, kecuali yang memiliki perjanjian singkat, sehingga bisa diselesaikan hingga akhir waktunya.


Delegasi Berdatangan Menemui Rasulullah

Berbagai utusan datang silih berganti pada tahun tersebut dan sesudahnya untuk menemui Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam. Tunduk masuk Islam, memasuki agama Allah dengan berbondong-bondong. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat.” (AnNashr: 1-3)

Beliau juga mengutus Muadz bin jabal ke Yaman bersama Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhuma (Bukhari: 4341, 4342, Muslim: 1733).

Beliau juga mengutus beberapa delegasi kepada raja-raja di berbagai penjuru dunia untuk mengajak mereka masuk Islam. Dakwahpun tersebar, dan kalimat Islam semakin tinggi. Datanglah kebenaran dan lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap.

Oleh : Ibnu Katsir
bersambung in sya Allah .....


Sumber : Pustaka AtTibyan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar