Datanglah
utusan dari Tsaqif menemui Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam pada bulan
Ramadhan tahun yang sama. Mereka semuanya masuk Islam. Penyebabnya adalah bahwa
Urwah bin Mas’ud yang menjadi pemimpin mereka sebelumnya datang menemui
Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam sepulang dari Hunain dan Thaaif, sebelum
beliau sampai ke Madinah. Ia masuk Islam dan menjadi seorang muslim yang baik.
Lalu ia meminta ijin kepada Rasulullah untuk pulang ke kampungnya dan mengajak
kaumnya ke jalan Allah ‘Azza wa Jalla.
Rasulullah mengijinkannya. Meski beliau
Shalallau ‘Alaihi wa Sallam amat mengkhawatirkannya. Saat pulang, Urwah bin
Mas’ud mengajak kaumnya masuk Islam, ternyata kaumnya justru memanahnya hingga
mati.
Setelah
melakukan perbuatan tersebut, mereka merasa menyesal. Mereka juga melihat bahwa
mereka tidak memiliki kemampuan untuk memerangi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
wa Sallam. Akhirnya mereka mengirimkan utusan kepada beliau Shalallahu ‘Alaihi
wa Sallam dan sampai bulan Ramadhan, sebagaimana yang kita paparkan sebelumnya.
Mereka berjumlah 6 orang. Yang pertama kali melihat kedatangan mereka adalah Al
Mughirah bin Syu’bah AtsTsaqafi. Saat itu ia sedang menggembala kambing. Begitu
melihat mereka, ia meninggalkan pekerjaannya. Ia segera membawa mereka
menghadap Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan mengajarkan kepada
mereka bagaimana nanti memberi salam kepada beliau Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Namun mereka sudah didahului oleh Abu Bakar yang langsung
memberitahukan kabar gembira itu kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam.
Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajak mereka ke masjid. Beliau membuatkan
sejenis kemah untuk mereka dalam masjid tersebut. Yang menjadi juru bahasa
antara mereka dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Khalid bin
Sa’id bin Al Aash. Makanannya diambil dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Mereka tidak mau memakan makanan tersebut sebelum Khalid terlebih dulu
memakannya.
Mereka masuk
Islam, namun mereka memberikan syarat agar Thaghut mereka, yaitu berhala
Latta, dibiarkan tetap bersama mereka, jangan dihancurkan. Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentu saja tidak memenuhi permintaan mereka.
Mereka juga meminta agar diberi keringanan melakukan shalat wajib. Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam juga tidak memenuhinya. Mereka akhirnya meminta
agar Thaghut itu tidak mereka hancurkan dengan tangan mereka sendiri.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pun memenuhi keinginan mereka.
Rasulullah mengirimkan bersama mereka Abu Sufyan Shakr bin Harb dan Al Mughirah
bin Syu’bah untuk menghancurkan berhala tersebut. Keduanya pun menghancurkan
berhala itu. Tentu saja hal itu terasa berat bagi kaum wanita Tsaqif. Mereka
berkeyakinan bahwa karena kejadian itu mereka akan tertimpa musibah. Al
Mughirah bin Syu’bah mengelabui mereka. Saat ia meruntuhkan berhala Latta, ia
pura-pura tersungkur seperti terkena penyakit sawan. Itu dilakukan dengan
kesepakatan bersama Abu Sufyan, untuk mengesankan bahwa hal itu adalah karena
berhala tersebut. Kemudian Al Mughirah bangkit dan meneguhkan hati mereka serta
menyadarkan hati mereka terhadap Islam. Akhirnya mereka semua masuk Islam dan
menjadi muslim yang baik.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
mengangkat salah seorang dari 6 orang yang menyesali perbuatan mereka membunuh
Urwah bin Mas’ud, yakni Ustman bin Abil Aash RA. (Muslim: 468) Ia adalah yang
termuda di antara mereka. Karena Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
melihatnya sangat rajin membaca Al Qur’an dan mempelajari Faraa-idh.
Beliau juga memerintahkannya agar mengangkat seorang muadzin yang tidak
mengambil upah dari adzannya, serta memperhatikan makmum yang paling lemah (Abu
Dawud: 531, AtTirmidzi: 209, Ahmad: IV: 21)
Abu Bakar Berangkat Haji
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus Abu Bakar Ash Shiddiq RA sebagai pimpinan rombongan
haji pada tahun tersebut, memboncengkan Ali RA, dengan turunnya surat Al
Baraa-ah (AtTaubah): “Setelah tahun ini, jangan ada seorang musyrik yang
mengerjakan haji, dan jangan ada lagi yang berthawaf dengan telanjang.”
(Bukhari: 4655, Muslim: 1347). Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam
membatalkan perjanjian mereka, kecuali yang memiliki perjanjian singkat,
sehingga bisa diselesaikan hingga akhir waktunya.
Delegasi Berdatangan Menemui Rasulullah
Berbagai
utusan datang silih berganti pada tahun tersebut dan sesudahnya untuk menemui
Rasulullah Shalallau ‘Alaihi wa Sallam. Tunduk masuk Islam, memasuki agama
Allah dengan berbondong-bondong. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
“Apabila
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat.”
(AnNashr: 1-3)
Beliau juga
mengutus Muadz bin jabal ke Yaman bersama Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu
‘anhuma (Bukhari: 4341, 4342, Muslim: 1733).
Beliau juga mengutus beberapa delegasi kepada
raja-raja di berbagai penjuru dunia untuk mengajak mereka masuk Islam.
Dakwahpun tersebar, dan kalimat Islam semakin tinggi. Datanglah kebenaran dan
lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap.
Oleh : Ibnu Katsir
bersambung in sya Allah .....
Sumber : Pustaka AtTibyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar